Jumat, 21 Oktober 2011

KEWIRAUSAHAAN

Tantangan kewirausahaan dalam konteks global …

a.    Tantangan Pengangguran
Pengangguran merupakan masalah yang tiada ujungnya dan menjadi salah satu masalah mendasar dalam bangunan perekonomian. Berdasarkan data BPS yang baru dirilis, jumlah penganggur per Agustus 2009 sebesar 13,08% dari total angkatan kerja yang mencapai 113,83 juta orang. Dalam jumlah itu, pengangguran terdidik yang berasal dari lulusan perguruan tinggi naik menjadi 14,89 juta dibandingkan dengan 14,09 juta orang pada periode yang sama tahun sebelumnya (Simanjuntak, 2009). Kondisi tersebut disebabkan oleh sukarnya ketersediaan lapangan kerja dan adanya gap antara kebutuhan dunia usaha dengan kualitas lulusan perguruan tinggi. Oleh karenanya, kewirausahaan merupakan alternatif agar lulusan yang dihasilkan perguruan tinggi dapat memberdayakan kemampuannya dengan membangun lahan usahanya sendiri. Dengan demikian, kewirausahaan tidak saja mengatasi pengangguran tetapi dapat membuka lahan pekerjaan yang kemudian mampu mengurangi pengangguran lainnya.
Struktur Pengangguran
Model pembangunan ekonomi yang menekankan pada tradable goods menyebabkan lulusan perguruan tinggi yang tidak memiliki kualifikasi memadai tidak terserap di pasar tenaga kerja. Dengan adanya ledakan jumlah penduduk, maka beban penduduk juga semakin bertambah. Lulusan pendidikan tinggi dapat berdiri pada dua jalur yaitu sebagai sumber daya produktif atau malah menjadi beban penduduk. Lulusan yang memiliki kemampuan memadai dan mampu bersaing dalam dunia usaha akan menjadi sumber daya produktif yang dapat mewarnai dunia usaha sehingga mampu berkontribusi pada perekonomian, sebaliknya lulusan yang tidak memiliki skill sehingga menjadi pengangguran justru menjadi beban bagi perekonomian.
Model Kewirausahaan
Terdapat berbagai pengertian pada kewirausahaan, yang secara umum menekankan pada penciptaan organisasi baru, menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru, eksplorasi berbagai peluang, menghadapi ketidakpastian, dan mendapatkan secara bersama-sama faktor-faktor produksi. Schumpeter (1934) mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya. Pelakunya dinilai sebagai inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk:
(1) memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,
(2) memperkenalkan metoda produksi baru,
(3) membuka pasar yang baru (new market),
(4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau
(5) Menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Inti dari kewirausahaan adalah kemandirian yang meliputi kemandirian berpikir, bertindak, dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut.
b.   Tantangan Tanggungjawab Sosial
Wirausaha yang unggul merasa bertanggungjawab secara pribadi atas hasil usaha yang dia lakukan. Mereka lebih dapat mengendalikan sumberdaya sumberdaya yang dimiliki dan menggunakan sumberdaya tersebut untuk mencapai cita-cita. Wirausaha yang berhasil dalam jangka panjang haruslah memiliki rasa tanggung jawab atas usaha yang dilakukan. Kemampuan untuk menanggung risiko usaha seperti: risiko keuangan, risiko teknik adakalanya muncul, sehingga wirausaha harus mampu meminimalkan risiko.
c.    Tantangan Kemajuan Teknologi
Jiwa kewirausahaan yang berbasis teknologi atau biasa disebut technopreneurshipmerupakan satu alternatif mutakhir untuk menjawab tantangan itu. Proses pengembangan unit usaha dan produksi dengan memanfaatkan teknologi dapat melipatgandakan hasil sekaligus performa dari unit usaha tersebut. Untuk itu, sekiranya ada beberapa tahapan sederhana yang bisa dilakukan untuk mengembangkan wirausaha berbasis teknologi ini.
Yang pertama, perlu dilakukan sosialisasi sekaligus pelatihan kepada masyarakat terutama penggerak UMKM dalam teknologi yang aplikatif dan multi-producting. Salah satunya, pemerintah bisa menampilkan prototype pemanfaatan limbah-limbah produksi menjadi barang yang bernilai jual. Misalnya, pada unit usaha sektor industri pengolahan pangan, dapat digunakan teknologi vermicomposting sederhana yang mampu mengolah secara alami sampah organik dengan menggunakan cacing untuk menghasilkan pupuk kompos. Metode ini dapat menghasilkan sekaligus produk pupuk dan cacing ternak tanpa menggunakan biaya produksi yang lebih besar. Tahapan ini merupakan penanaman aspek-aspek teknologis di dalam unit usaha.
Yang kedua, dapat dilakukan pengembangan usaha tersebut dengan menggunakan teknologi dalam jaringan, terutama dunia maya. Hal ini dapat memberikan keuntungan dalam meningkatkan kualitas pemasaran dari produk serta memperluas pangsa pasar dari usaha tersebut. Dalam hal ini, diupayakan pengembangan unit usaha tersebut menjadi berlipat-lipat melalui pemanfaatan teknologi.
d.   Tantangan Gaya hidup dan kecenderungannya

Para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang di butuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses.Para wirausaha adalah individu-individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi yang mengambil resiko dalam mengejar tujuannya.

Ciri-ciri dan sifat dari wirausaha :
1.       Percaya diri: keyakinan, ketidak tergantungan, individualitas, optimisme.
2.       Berorientasikan tugas dan hasil : kebutuhan akan prestasi berorientasi laba, 
ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, dan 
inisiatif.
3.       Pengambil resiko : kemampuan mengambil resiko, suka pada tantangan.
4.       Kepemimpinan : bertingkah laku sebagai pemimpin dapat bergaul dengan orang lain 
menanggapi saran2 dan kritik.
5.       Keorsinilan : inovatif dan kreatif fleksible, punya banyak sumber rerba bisa.
6.        Berorientasi ke masa depan.

a.     Falsafah Wirausaha 
Keberhasilan sebagai wirausaha tergantung kepada kesediaan anda untuk bertanggung jawab atas pekerjaan anda sendiri. Kejarlah tujuan-tujuan yang berhubungan dengan kemampuan-kemampuan dan keterampilan anda. Jika anda secara jujur dan agresif mengejar tujuan-tujuan ini, anda akan dapat mencapai hasil-hasil yang positif.
b.    Wirausaha Sebagai Pribadi
Setiap orang adalah individu yang unik, semua orang mempunyai pengalaman masa lampu yang berbeda, hidup dalam situasi kehidupan yang berlainan, mempunyai ikatan dan tanggung jawab yang berlainan, dan mempunyai tujuan hidup yang berlainan.
c.     Menjadi Wirausaha Ditempat Kerja Anda
Berwirausaha adalah suatu gaya hidup dan prinsip-prinsip tertentu akan mempengaruhi karir anda. Bersifat lah fleksibel dan imaginatif, mampu merencanakan, mengambil resiko, mengambil keputusan-keputusan dan mengambil tindakan untuk mencapai tujuan. Anda haruslah bersedia berkerja dalam keadaan konflik, perubahan dan keragu-raguan. Anda harus menyusun prioritas dalam sasaran karir, dan hasil-hasil yang di inginkan harus berkaitan dengan tujuan-tujuan yang dapat diukur dan berarti. Sebuah ciri wirausaha yang penting adalah bahwa anda menawarkan sesuatu yang berguna bagi orang lain.
d.    Sifat Mental
Para wirausaha memiliki pandangan hidup yang sehat. Mereka merupakan individu-individu yang matang yang telah mengembangkan suatu cara menilai pengalaman-pengalaman secara sehat. Sikap mental yang tepat terhadap pekerjaan sangatlah penting parawirausaha yang berhasil menikmati pekerjaan mereka dan berdedikasi total terhadap apa yang mereka lakukan. Sikap mental positif mereka mengubah pekerjaan mereka menjadi pekerjaan yang menggairahkan, menarik dan memberi kepuasan.
e.    Pentingnya Sikap Positif
Sikap mental positif memudahkan anda unuk memfokus pada kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian atas hasil-hasil yang ingin anda capai.
f.      Kebiasaan dan Sikap
Jika anda mengerti bahwa andalah yang bertanggung jawab atas tindakan-tindakan anda, seharusnya anda bersedia meninjau kembali kebiasaan-kebiasaan dalam hubungannya dengan tujuan-tujuan masa depan. Wirausaha sejati adalah orang yang selalu berubah dan berkembang. Mempunyai sikap-sikap yang positif dan citra diri yang sehat penting bagi semua wirausaha.

e.  Tantangan Etika
Etika ialah suatu studi mengenai yang benar dan yang salah dan pilihan moral yang dilakukan seseorang. Keputusan etika ialah suatu hal yang benar mengenai perilaku standar. Etika bisnis mencakup hubungan antara perusahaan dengan orang yang menginvestasi uangnya dalam perusahaan, dengan konsumen, pegawai kreditur, saingan dan sebagainya. Orang – orang bisnis diharapkan bertindak etis dalam berbagai aktivitasnya di masayarakat.
Menjaga etika adalah suatu hal yang sangat penting untuk melindungi reputasi perusahaan. Masalah etika ini selalu dihadapi oleh para manajer dalam keseharian kegiatan bisnis, namun harus selalu dijaga terus menerus, sebab reputasi sebagai perusahaan yang etis tidak dibentuk dalam waktu pendek, tapi akan terbentuk dalam jangka panjang. Dan ini merupakan asset yang tak ternilai sebagai goodwill bagi sebuah perusahaan.

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah:
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan"
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan
f.   Tantangan Keanekaragaman Angkatan Kerja
Secara umum dan singkat tipe kepribadian manusia menurut Psikolog dari Amerika yang terkenal dengan JL Holland dapat dibedakan dengan 6 macam:

1.      Tipe Kepribadian Konvensional
Ciri ciri dari kepribadian konvensional adalah bersikat hati-hati, mengikuti arus, metodis, efisien, cermat, tidak fleksibel, pemalu, tidak mau menonjolkan diri, patuh, teratur, tekun, praktis, cermat, sopan, dan tidak imajinatif.
Pekerjaan yang cocok untuk tipe konvensional adalah : resepsionis, sekretaris, klerek, operator komputer atau akuntan.
2.      Tipe Kepribadian Sosial
Ciri-ciri kepribadian konvensional adalah: menyukai orang, menikmati pergaulan, ramah, dermawan, suka menolong, baik hati, mudah berempati, persuasif, sabar, suka bekerja sama, bertanggungjawab bijaksana, dan hangat.
Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini adalah: Guru, ibu rumah tangga, atau konsultan manajemen.
3.      Tipe Kepribadian Investigative
Ciri-ciri Kepribadian investigative adalah rasional, analitis, kompleks, selalu ingin tahu, teliti, senang menyendiri, isntrospektif, pemalu, penuh kehati-hatian, tidak terburu-buru, tidak terbawa emosi, dan tidak terlalu disukai orang.
Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini: ilmuwan, dokter, penerjemah, surveyor, peneliti, atau dosen.
4.      Tipe Kepribadian Artisitik
Ciri-ciri Tipe Kepribadian artisitik adalah tidak rapi, emosional, impulsive, tiakpraktis, mandiri, instrospektif, imajinatif, orisional, tidak senang, mengikuti arus, intuitif, peka, terbuka, dan disukai banyak orang.
Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini adalah: penulis, musisi, jurnalis, seniman, disainer, actor, atau kritikus seni.
5.      Tipe Kepribadian Realistis
Ciri-ciri kepribadian realistis adalah tidak suka omong kosong, tidak suka mengumbar janji atau kata-kata, keras kepala, materialistis, praktis, menjauhi diri dari pergaulan social, sedikit bergaul, bersikap wajar tidak dibuat-buat, berterus terang, cenderung mengikuti arus, fleksibel, tekun, dan cermat.
Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini antara lain : sopir, pilot, mekanik, juru masak, atau petani.
6.      Tipe Kepribadian Pengusaha
Ciri-ciri tipe kepribadian pengusaha adalah gigih, ambisius, menyenangkan, mendominasi, menyukai petualangan, suka coba-coba, terkadang bertindak berlebihan, suka berbicara, penuh rasa percaya diri, sangat optimis, dan siap mencoba apapun.
Pekerjaan yang cocok untuk kepribadian ini adalah : penjual, eksekutif, manajer, atau wiraswasta/wirausahawan.

g.  Tantangan Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk dapat menimbulkan dampak yang sangat luas, apalagi jika pertumbuhan penduduk yang terjadi di indonesia, yang cenderung berdampak negatif , hal ini di sebabkan karena pertumbuhan penduduk yang terjadi tidak di imbangi oleh saran dan prasaran yang memadai, banyak sekali dampak negatif yang dapat di timbulkan, khususnya yang akan kita bahas adalah dampak di bidang ekonomi, pertumbuhan penduduk yang cepat tidak di imbangi oleh lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga menimbulkan pengangguran dimana-mana, apalagi di perparah dengan pemusatan-pemusatan lapangan kerja yang cenderung berada di daerah kota-kota besar.
h.   Tantangan Persaingan Global

Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam persaingan global, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. Globalisasi yang sudah pasti dihadapi oleh bangsa Indonesia menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam dunia usaha. Dalam globalisasi yang menyangkut hubungan intraregional dan internasional akan terjadi persaingan antarnegara. Indonesia dalam kancah persaingan global menurut World Competitiveness Report menempati urutan ke-45 atau terendah dari seluruh negara yang diteliti, di bawah Singapura (8), Malaysia (34), Cina (35), Filipina (38), dan Thailand (40).
Terkait dengan kondisi sumber daya manusia Indonesia yaitu adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar 92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open unemployment). Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta.
Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %.
Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi.
Pengaruh IPTEK terhadap peningkatan SDM Indonesia khususnya dalam persaingan global dewasa ini meliputi berbagai aspek dan merubah segenap tatanan masyarakat. Aspek-aspek yang dipengaruhi, adalah sebagai berikut :
 1. Dampak yang ditimbulkan oleh teknologi dalam era globalisasi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi, sangat luas. Teknologi ini dapat menghilangkan batas geografis pada tingkat negara maupun dunia.
2. Aspek Ekonomi.
Dengan adanya IPTEK, maka SDM Indonesia akan semakin meningkat dengan pengetahuan-pengetahuan dari teknologi tersebut. Dengan kemajuan SDM ini, tentunya secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan ekonomi di Indonesia. Berkaitan dengan pasar global dwasa ini, tidaklah mungkin jika suatu negara dengan tingkat SDM rendah dapat bersaing, untuk itulah penguasaan IPTEK sangat penting sekali untuk dikuasai. Selain itu, tidak dipungkiri globalisasi telah menimbulkan pergeseran nilai dalam kehidupan masyarakat di masa kini akibat pengaruh negatif dari globalisasi.
3. Aspek Sosial Budaya.

Globalisasi juga menyentuh pada hal-hal yang mendasar pada kehidupan manusia, antara lain adalah masalah Hak Asasi Manusia (HAM), melestarikan lingkungan hidup serta berbagai hal yang menjanjikan kemudahan hidup yang lebih nyaman, efisien dan security pribadi yang menjangkau masa depan, karena didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dampak yang timbul diakibatkannya ikatan-ikatan tradisional yang kaku, atau dianggap tidak atau kurang logis dan membosankan. Akibat nyata yang timbul adalah timbulnya fenomena-fenomena paradoksal yang muaranya cenderung dapat menggeser paham kebangsaan/nasionalisme.


DAFTAR PUSTAKA



http://emperordeva.wordpress.com/about/sdm-indonesia-dalam-persaingan-global/

Bentuk-bentuk Metode Penelitian yang Berhubungan dengan Sosial Ekonomi Perikanan

Penelitian Deskriptif

·         Bentuk Penelitian Deskriptif
Nawawi (1990:64) bahwa metode deskriptif memusatkan perhatian terhadap masalah-masalah atau fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau bersifat aktual, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interpretasi rasional yang akurat.

Sukmadinata (2006:72) Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.

Furchan (2004:447) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperiman.

·         Karakteristik Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif mempunyai karakteristik-karakteristik seperti yang dikemukakan Furchan (2004) bahwa :
 (1) penelitian deskriptif cendrung menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara teratur-ketat, mengutamakan obyektivitas, dan dilakukan secara cermat.
(2) tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan, dan
(3) tidak adanya uji hipotesis.


·         Jenis-jenis Penelitian Deskriptif

Furchan (2004:448-465) menjelaskan, beberapa jenis penelitian deskriptif, yaitu;

(1)          Studi kasus, yaitu, suatu penyelidikan intensif tentang individu, dan atau unit sosial yang dilakukan secara mendalam dengan menemukan semua variabel penting tentang perkembangan individu atau unit sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini dimungkinkan ditemukannya hal-hal tak terduga kemudian dapat digunakan untuk membuat hipotesis.
(2)          Survei. Studi jenis ini merupakan studi pengumpulan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relatif besar jumlahnya. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi tentang variabel dan bukan tentang individu. Berdasarkan ruang lingkupnya (sensus atau survai sampel) dan subyeknya (hal nyata atau tidak nyata), sensus dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu: sensus tentang hal-hal yang nyata, sensus tentang hal-hal yang tidak nyata, survei sampel tentang hal-hal yang nyata, dan survei sampel tentang hal-hal yang tidak nyata.
(3)          Studi perkembangan. Studi ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh informasi yang dapat dipercaya bagaimana sifat-sifat anak pada berbagai usia, bagaimana perbedaan mereka dalam tingkatan-tingkatan usia itu, serta bagaimana mereka tumbuh dan berkembang. Hal ini biasanya dilakukan dengan metode longitudinal dan metode cross-sectional.
(4)          Studi tindak lanjut, yakni, studi yang menyelidiki perkembangan subyek setelah diberi perlakukan atau kondisi tertentu atau mengalami kondisi tertentu.
(5)          Analisis dokumenter. Studi ini sering juga disebut analisi isi yang juga dapat digunakan untuk menyelidiki variabel sosiologis dan psikologis.
(6)          Analisis kecenderungan. Yakni, analisis yang dugunakan untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang dengan memperhatikan kecenderungan-kecenderungan yang terjadi.
(7)          Studi korelasi. Yaitu, jenis penelitian deskriptif yang bertujuan menetapkan besarnya hubungan antar variabel yang diteliti.


2.      Penelitian dengan Teknik Pengumpulan Data

Ada dua cara dalam teknik pengumpulan data, antara lain :

1. Teknik Pengumpulan Data Primer yaitu data yang diperoleh melalui kegiatan langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan dengan cara:
a. Metode Wawancara, yaitu dengan cara wawancara mendalam untuk memperoleh data yang lengkap dan mendalam dari informan kunci. Metode ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung dan terbuka kepada informan atau pihak yang berhubungan dan memiliki relevansi terhadap masalah yang berhubungan dengan penelitian.
b. Kuesioner (angket) digunakan sebagai pendamping dalam mengumpulkan data. Daftar pertanyaan dibuat secara semi terbuka kepada informan utama atau responden yang memberikan pilihan jawaban dan memberikan penjelasan-penjelasan yang diperlukan oleh peneliti.
c. Metode Observasi, yaitu pelaksanaan pengamatan secara langsung terhadap fenomena-fenomena yang berkaitan dengan fokus penelitian.
2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder
a. Studi Kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi melalui literatur yang relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku, artikel dan makalah yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.
b. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian seperti petunjuk pelaksana, petunjuk teknis serta sumber-sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.



DAFTAR PUSTAKA

METODE ILMIAH

Pengertian Metode Ilmiah
Menurut pendapat para ahli, metode ilmiah adalah :

1.      Menurut Almadk (1939)
Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip – prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran.
2.      Menurut Ostie (1975)
Metode ilmiah adalah pengajaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.
3.      Secara Umum
Metode ilmiah merupakan suatu pengajaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan – pertimbangan logis. Secara umum metode ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak akan dikatakan sama.
4.      Menurut Saya
Metode ilmiah adalah pengejaran terhadap suatu kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis untuk memperoleh sesuatu interelasi.


b.      Hubungan Metode Ilmiah dengan Metode Penelitian
Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah harus mengikuti langkah-langkah tertentu.
Schluter (1926) memberikan 15 langkah dalam melaksanakan penelitian dengan metode ilmiah:
1. Pemilihan topik, bidang atau judul penelitian.
2. Mengadakan survey lapangan untuk merumuskan masalah-masalah yang ingin dipecahkan.
3. Membangun sebuah bibliografi.
4. Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.
5. Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-unsur permasalahan.
6. Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut hubungannya dengan data atau bukti, baik langsung ataupun tidak langsung.
7. Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan pokok-pokok dasar dalam masalah.
8. Menentukan apakah data atau bukti yang diperlukan tersedia atau tidak.
9. Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan.
10. Mengatur data secara sistematis untuk dianalisis.
11. Menganalisis data dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi.
12. Mengatur data untuk persentase dan penampilan.
13. Menggunakan citasi, referensi dan footnote (catatan kaki).
14. Menulis laporan penelitian.

Penelitian dengan menggunakan metode ilmiah sekurang-kurangnya harus mengandung unsur sbb:
1. Merumuskan serta mendefinisikan masalah
Langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan. Untuk menghilangkan keragu-raguan, masalah tersebut didefinisikan secara jelas. Sampai kemana luas masalah yang akan dipecahkan. Sebutkan beberapa kata kunci (keywords) yang terdapat dalam masalah. Misalnya masalah yang dipilih adalah “bagaimana pengaruh pemberian ASI terhadap bayi baru lahir? Berikan definisi tentang ASI, tingkat keberhasilan ASI dan angka kejadiannya, dll.


2. Mengadakan studi kepustakaan
Setelah masalah dirumuskan, step kedua yang dilakukan adalah mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. Kerja mencari bahan di perpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindarkan oleh seorang peneliti.
3. Memformulasikan hipotesis
Setelah diperoleh informasi mengenai hasil penelitian ahli lain yang ada sangkut pautnya dengan masalah yang ingin dipecahkan, maka tiba saatnya peneliti memformulasikan hipotesis-hipotesis penelitian. Hipotesis tidak lain dari kesimpulan-kesimpulan sementara tentang hubungan sangkut-paut antar variabel atau fenomena dalam penelitian. Hipotesis merupakan kesimpulan tentatif yang diterima secara sementara sebelum di uji.
4. Menentukan model untuk menguji hipotesis
Setelah hipotesis ditetapkan, selanjutnya adalah merumuskan cara-cara untuk menguji hipotesis tersebut. Pada ilmu-ilmu sosial yang telah lebih berkembang, pengujian hipotesis didasarkan pada kerangka analisis (analytical framework) yang telah ditetapkan.
5. Mengumpulkan data
Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesis. Data tersebut yang merupakan fakta yang digunakan untuk menguji hipotesis perlu dikumpulakan. Bergantung dari masalah yang dipilih dan metode penelitian yang akan digunakan, teknik pengumpulan data akan berbeda-beda.
6. Menyusun, menganalisis, dan memberikan interpretasi
Setelah data terkumpul, peneliti menyusun data untuk mengadakan analisis. Sebelum analisis dilakukan, data tersebut disusun lebih dahuklu untuk mempermudah analisis. Penyusunan data dapat dalam bentuk tabel ataupun membuat coding untuk analisis dengan komputer. Sesudah data di analisis, maka perlu diberikan tafsiran atau interpretasi terhadap data tersebut.


7. Membuat generalisasi dan kesimpulan
Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari penemuan-penemuan, dan selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan generalisasi ini harus berkaitan dengan hipotesis. Apakah hipotesis benar untuk diterima, ataukah hipotesis tersebut ditolak. Saran-saran apa yang dapat ditarik dari hasil penelitian dan bagaimana implikasinya untuk kebijakan?
8. Membuat laporan ilmiah
Langkah akhir dari suatu penelitian adalah membuat laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara ilmiah mempunyai teknik tersendiri pula. Berdasarkan atas langkah serta kriteria dari metode ilmiah.















DAFTAR PUSTAKA

Alfa, Jumat, 18 Maret 2011, 20 : 07. http://alfamarlin.blogspot.com/2011/03/metode-ilmiah.html.